• L3

Minggu, 30 Desember 2012

Welcome SMA N 1 Lasem

Profil Siswa

Kualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMK Negeri 1 Ciamis diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Selain OSIS sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah:
  • Pramuka
  • Paskibra
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
  • Pecinta Alam (PA)
  • Olahraga (Bola Voli, Bola Basket, Karate, Tenis Meja, Tenis Lapangan)
  • Kerohanian / IRMA (Ikatan Remaja Mesjid Al-Forqon), dan
  • Koperasi Sekolah (Kopsis)
Welcome to SMA 1 N Lasem VISI, MISI dan TUJUAN

Visi:

Terwujudnya insan yang bertaqwa,  berakhlak mulia, berilmu, cerdas dan terampil

Misi:

1.    Meningkatan Iman dan Taqwa (IMTAQ), kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.    Menerapkan nilai-nilai budi pekerti luhur dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan;
3.    Melaksanakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang intensif dan optimal melalui;
       Kurikulum SMA Negeri 1 Lasem;
4.    Melaksanakan penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK) serta ketrampilan bagi peserta didik ;


Tujuan:

1.    Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi warga SMAN 1 Lasem;
2.    Menghasilkan lulusan yang kompeten dan berbudi pekerti luhur serta mempertebal rasa rela berkorban dan cinta tanah air;
3.    Meningkatkan kinerja bagi seluruh komponen untuk mencapai standar nasional pendidikan;
4.    Meningkatkan kompetensi kelulusan bagi peserta didik;
5.    Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan bagi peserta didik agar menjadi lulusan yang kompeten;



Dunia Remaja



REMAJA DAN INTERNET

           Internet, kata yang tidak asing lagi di telinga setiap orang,terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi,mewah,dan praktis.Internet dapat di akses dengan mudah nya melalui telepon seluler yang memiliki koneksi internet dimanapun kita berada,atau tidak di warung internet(warnet).Dengan adanya internet, apapun dapat kita lakukan baik positif maupun negatif.
      
Dengan adanya internet,akses atau jalan terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada di dunia ini dapat di ambil dengan mudah,banyak ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana,informasi mengenai apapun dapat kita temukan di internet. Para remaja tidak luput dengan yang namanya informasi dan ilmu pengetahuan ,internet ini adalah media yang paling efektif dan mudah untuk di dapatkandan di akses oleh siapa saja dan dimana pun.Walaupun tak dapat di pungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau asusila.
          Para remaja/pelajar yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh,seperti;gambar-gambar yang tidak senonoh,atau video-video aneh yang bersifat asusila lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian siswa-siswi itu sendiri,sehingga siswa terpengaruh dan mengganggu konsentrasi terhadap proses pembelajaran di sekolah,selain itu internet juga di salah gunakan oleh sebagian orang untuk berbuat kriminal,salah satunya adalah penipuan, dan yang paing marak di beritakan saat ini ialah kasus penculikan remaja dan anak-anak akibat penyalahgunaan situs jejaring sosial(facebook). Namun demikian tidak semua orang melakukan hal yang demikian,hanya segelintir orang yang usil saja yang dapat melakukan nya karena kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan sekitarnya.Namun pada umumnya internet di gunakan oeh setiap orang khususnya pelajar untuk menambah imu pengetahuan serta sharing riset antar siswa terutama dengan mereka yang berjauhan tempat tinggalnya.
          Remaja yang merupakan makhluk yang rentan terhadap perubahan di sekitarnya,dia akan mengikuti hal yang paling dominan yang berada di dekatnya.Jadi kemungkinan terjadinya perubahan drastis dalam masa-masa remaja akan mendorong ke arah mana remaja itu akan berjalan,kearah positif atau negatif, tergantung dari mana dia memulai.
           Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi di sekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasi-informasi tersebut,sehingga dia lebih dari pada yang lainnya .Tetapi remaja yang memiliki kecenderungan pada hal  yang negatif justru akan sebaliknya,dia akan nampak pasif karena hanya di perbudak oleh kemudahan dan kekayaan informasi dari internet tersebut.

Artikel yang terkait :
 -Penerapan TIK dalamPendidikan di Indonesia
 - Pendidikan Karakter Untuk Membangun Manusia Indonesia Yang Unggul
 - Remaja dan Internet

 

Pendidikan Karakter


Pendidikan Karakter Untuk Membangun Manusia Indonesia Yang Unggul 

Ada sebagian kecil kalangan berpandangan bahwa Pemerintah kurang serius dalam membenahi sektor pendidikan. Sesuatu yang debatable karena dari berbagai sudut pandang dan dimensi, pemerintah sangat berkomitmen untuk meningkatkan taraf pendidikan. Mulai dari 20% anggaran khusus untuk pendidikan,  pembangunan bangunan sekolah-sekolah yang rusak, peningkatan taraf hidup dan kualitas guru dan lain-lain.
Pendidikan adalah elemen penting dalam pembangunan bangsa karena melalui pendidikan, dasar pembangunan karakter manusia dimulai. Yang masih hangat dalam pikiran penulis, yang terlahir di era 70-an, di sekolah dasar kita dibekali pendidikan karakter  bangsa seperti  PMP dan PSPB sampai akhirnya diberikan bekal lanjutan model Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Pendidikan karakter merupakan salah satu hal penting untuk membangun dan mempertahankan  jati diri bangsa.  Sayang, pendidikan karakter di Indonesia perlu diberi perhatian lebih khusus karena selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai. Pendidikan karakter yang dilakukan belum sampai pada tingkatan interalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan di Indonesia saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan  kecerdasan, namun mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang didapatkan dalam pendidikan moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini semakin ditinggalkan. Sebagian orang mulai tidak memperhatikan lagi bahwa pendidikan tersebut berdampak pada perilaku seseorang. Padahal pendidikan diharapkan mampu menghadirkan generasi yang berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya dapat dididik , dan harus sejak dini. Meski manusia memiliki karakter bawaan, tidak berarti karakter itu tak dapat diubah. Perubahan karakter mengandaikan suatu perjuangan yang berat, suatu latihan yang terus-menerus untuk menghidupi nilai-nilai yang baik dan tidak terlepas dari faktor lingkungan sekitar. Era keterbukaan informasi akibat globalisasi mempunyai faktor-faktor negatif antara lain mulai lunturnya nilai-nilai kebangsaan   yang dianggap sempit seperti patriotisme dan nasionalisme yangdianggap tidak cocok dengan nilai-nilai globalisasi dan universalisasi.
Kekhawatiran terhadap pembangunan karakter bangsa yang dimulai dari pendidikan usia dini menjadi perhatian khusus dari Presiden SBY. Dalam beberapa kesempatan Sidang Kabinet, Presiden dan Wakil Presiden mendiskusikan hal-hal yang menjadi perhatian masyarakat dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain masih adanya isu dan tantangan sosial yang seharusnya dapat dipecahkan atas hasil kontribusi sektor pendidikan. Sebagai contoh, meskipun bangsa ini telah memiliki falsafah Pancasila dan ajaran agama, tetapi masih banyak terjadi aksi kekerasan antar komunal atau antar umat beragama.
Presiden dalam kunjungannya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Terbatas tanggal 31 Agustus 2012 yang membahas Program Strategis Pemerintah di bidang Pendidikan berharap perlu ada kontribusi yang dapat disumbangkan oleh sektor pendidikan untuk memperkuat toleransi, baik nilai sikap mental dan perilaku bagi bangsa yang majemuk untuk lebih baik lagi. Sikap toleransi harus dibangun, diajarkan, dan diperkuat kepada anak didik hingga tingkat wajib belajar 9 atau 12 tahun, sehingga diharapkan dapat membuahkan sesuatu yang baik. Wajib belajar 9 tahun dapat dikatakan sebagai formative years, yaitu waktu untuk membentuk karakter, nilai, sikap, dan perilaku bagi perjalan kehidupan manusia. Jika pemerintah dapat mengajarkan sikap toleransi dengan metodologi yang tepat, maka hal ini akan melekat lama.
Tidak hanya dalam kesempatan di Sidang Kabinet, dalam beberapa acara antara lain National Summit  dan Peringatan Hari Ibu, Presiden SBY menekankan pentingnya nation character building . Kutipan pernyataan Presiden SBY adalah sebagai berikut:  “Dalam era globalisasi, demokrasi, dan modernisasi dewasa ini, watak bangsa yang unggul dan mulia adalah menjadi kewajiban kita semua untuk membangun dan mengembangkannya.  Character building penting, sama dengan national development yang harus terus menerus dilakukan. Marilah kita berjiwa terang, berpikir positif, dan bersikap optimistis. Dengan sikap seperti itu, seberat apapun persoalan yang dihadapi bangsa kita, insya Allah akan selalu ada jalan, dan kita akan bisa terus meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia”.
Poin dari pernyataan di atas adalah pendidikan karakter mempunyai fungsi strategis bagi kemajuan bangsa, harus ada komitmen untuk menjalankan pendidikan karakter sebagai bagian dari jati diri bangsa. Komitmen yang harus kita jalankan semua, mengacu kepada 5 nilai karakter bangsa untuk menjadi manusia unggul yang disampaikan oleh Presiden SBY yaitu :
  1. Manusia Indonesia yang bermoral, berakhlak dan berperilaku baik;
  2. Mencapai masyarakat yang cerdas dan rasional;
  3. Manusia Indonesia ke depan menjadi manusia yang inovatif dan terus mengejar kemajuan;
  4. Memperkuat semangat “Harus Bisa”, yang terus mencari solusi dalam setiap kesulitan;
  5. Manusia Indonesia haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa,Negara dan tanah airnya.
(Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional  2011, Jumat 20Mei 2011)
Pendidikan bukan hanya membangun kecerdasan dan transfer of knowledge, tetapi juga harus mampu membangun karakter atau character building dan perilaku. Dengan hakekat pendidikan dan dibangun metodologi yang tepat, maka diharapkan dapat dibangun intellectual curiosity dan membangun common sense. Tidak bisa ditunda lagi, generasi penerus bangsa harus serius untuk dibekali pendidikan karakter agar dapat memenuhi 5 nilai manusia unggul di atas.



Artikel yang terkait :
 -Penerapan TIK dalamPendidikan di Indonesia
 - Pendidikan Karakter Untuk Membangun Manusia Indonesia Yang Unggul
 - Remaja dan Internet

 

TIK

Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang.
             Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
               Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.\
               Pembelajaran TIK( Tehnologi Informasi dan Komunikasi ) atau yag lebih sering disebut pekajaran Computer, adalah pelajaran dimana siswa didik untuk mempelajari suatu tehnologi yang sangat berguna bagi kehidupan mereka sehari-hari . Sebenarnya penggunaan komputer ada yang positif ada juga yang negatif. Tapi, lebih banyak positifnya dibanding negatifnya.
Manfaat positif dari penggunaan komputer :
1.      Pekerjaan menjadi lebih cepat
2.      lebih mengetahui tentang tehnologi yang baru, dsb.
Negatfinya:
1.      mereka lebih senang nermain computer dibanding belajar.
2.      Melanggar aturan – aturan yang sudah di berikan orang tua
              Pendidikan TIK sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dan tugas-tugas sekolah. Pembelajaran TIK sejak dini memang sangat membantu dalam proses pengenalan pembelajaran TIK untuk kehidupan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang telah mahir dalam pembelajaran TIK, kita waqjib memberi ilmu pendidikan TIK kepada teman-teman kita yang masih dibawah kita dan belum mengenal pendidikan TIK. Pelajari Pendidikan TIK, banyak manfaat demi mencapai cita-cita di kemudian hari.



Artikel yang terkait :
 -Penerapan TIK dalamPendidikan di Indonesia
 - Pendidikan Karakter Untuk Membangun Manusia Indonesia Yang Unggul
 - Remaja dan Internet

 

Peta Lokasi Sekolah

 

Kamis, 27 Desember 2012

Ini halaman home...kosong

Pendidikan

Pendidikan di Indonesia

      Kita dapat menyambut gembira atas prakarsa Bedah Buku Nasional Menggali Butir-Butir Pendidikan RM Suwardi Suryaningrat (RM SS).
RM SS yang kemudian bergelar DR Ki Hadjar Dewantara (KHD) adalah Bapak Bangsa yang ajarannya relevan sepanjang jaman untuk diaplikasikan oleh seluruh lapisan bangsa Indonesia. RM SS adalah cucu Sri Paku Alam III, jadi sebagai kerabat sentono Kadipaten Pakualaman selayaknya bangga kemudian “memetri” konsep gemilang RM SS tentang pendidikan dan kebudayaan dalam ‘Pusat Kajian Ajaran RMSS’
Dalam pidato pengukuhan DR HC di UGM, beliau sempat mengupas sejarah pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Sejarah pendidikan tradisi yang terdapat di bumi nusantara itu dipelajari oleh RM SS. Dengan bersenjatakan “Trikon” kemudian konsep-konsep pendidikan RM SS disusun, dipadukan, dilahirkan dan diaplikasikan.
Menulusuri sejarah pendidikan di Indonesia sejatinya sulit karena minimnya keterangan, bukti dan referensi yang mendukung. Kalangan akademisi, perpustakaan tidak banyak memberikan rekomendasi yang kita butuhkan utamanya periode pra penjajahan. Data, manuskrip, prasasti dan barang peninggalan sejarah kejayaan Nusantara banyak diangkut ke luar negeri, hingga tiap penulusuran sejarah di Indonesia mengalami kendala.
Mencermati sejarah Pendidikan tidak dapat lepas dari konteks sejarah Budaya suatu bangsa. Budaya Nusantara termasuk budaya tertua di dunia misalnya tengkorak manusia Sangiran beserta peralatan batu usianya lebih tua dari tengkorak manusia Peking. Prof T. Jacob mengatakan bahwa 2 juta tahun yang lalu Pithecantropus kita telah berkomunikasi linguistik secara terbatas. Bahasa moyang Jawa berkembang secara pelahan-lahan dari sistem tertutup menjadi sistem terbuka. Bahasa protolingua sudah berkembang pada 100 ribu s.d. 40 ribu tahun yang lalu. Perkembangan yang penting terjadi sejak Homosapiens hingga jaman pertanian, dimana hingga saat ini basis masyarakat kita masih bertahan agraris. Pada era ini belum dikenal pendidikan yang tersistem, yang mungkin ada ialah pelatihan ketramplan dengan cara meniru seniornya.
Ketika kita mengagumi karya agung kemanusiaan Candi Borobudur dan Prambanan, tersirat pemikiran bahwa di belakang karya ini tentu ada pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang telah tersistem dengan baik. Namun data tentang sistem pendidikan saat itu belum ditemukan orang selain prasasti dan buah hasil pemahatan. Pendidikan pelatihan tenaga pematung pasti diikuti disiplin tertentu hingga dapat membuat batu tersusun rapi geometris. Patung-patung dari ujung atas hingga bawah di Borobudur seragam bentuk dan tekniknya, padahal masa pembuatannya memakan waktu 3 generasi dan tetap tidak ada deviasi interpretasi seni pemahatan.
Teknologi pembuatan candi kala itu pasti merupakan teknologi garda depan di dunia. Bahkan hingga saat inipun orang masih menobatkan sebagai keajaiban di dunia. Andai candi-candi dibangun pada era sekarangpun tidak mudah direalisasikan dan dengan biaya sangat besar. Pantaslah Bung Karno selalu mengagung-agungkan betapa perkasanya bangsa di Nusantara kala itu.
Sesuai apa yang terpahat dalam relief candi, maka pendidikan selain diberikan secara tertulis ada juga secara lisan. Pendidikan lisan baik Hindu maupun Budha bisa berupa dakwah pengajian pimpinan agama atau melalui dongeng, mythos, cerita, legenda secara turun temurun.
Sebelum penjajahan Belanda, sistem pendidikan secara tradisi dilaksanakan di dalam Padepokan, Pawiyatan, Paguron. Pelajaran diberikan kebanyakan secara lisan dan sering diikuti pelatihan kanuragan/kaprajuritan. Dipelajarkan pula pelajaran tertulis (lontar/logam) tentang falsafah, tata krama, budi pekerti, ketata negaraan. Calon murid/siswa aktif mencari guru yang disebut antara lain pendito, panembahan, hajar, dwijoworo, wiku sesuai yang dikehendaki. Siswa yang diterima wajib ngenger (mondok) di paguron dan wajib melakukan tugas-tugas tertentu. Siswa melebur menjadi bagian dari keluarga di padepokan dengan segala perasaan asih asah asuhnya.
Setiap pagi hingga sore hari para siswa mengerjakan tugas pokok yang telah diberikan, utamanya mengelola padepokan. Pelajaran baru diberikan pada sore hari untuk siswa putri dan malam hari untuk siswa putra. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Prof Subalidinata yang mendapat penuturan langsung dari kakeknya yang pernah ngenger di salah satu padepokan di Jawa. Cantrik-mentrik dapat menikmati pelajaran secara kondusif karena dalam Padepokan bersatulah suasana keluarga dan perguruan. Hal inilah yang mengilhami RM SS melontarkan konsep Wiyatagriya dalam perguruan Tamansiswa atau dikenal sekolah sistem kekeluargaan (bukan nepotisme).




 Artikel yang terkait :
 -Penerapan TIK dalamPendidikan di Indonesia
 - Pendidikan Karakter Untuk Membangun Manusia Indonesia Yang Unggul
 - Remaja dan Internet

SMA N 1 LASEM

        SMA Negeri 1 Lasem berada di suatu kecamatan dari Kabupaten Rembang. Jarak dari ibukota kabupaten sejauh 12 km. Kota Lasem merupakan salah satu kota tua dalam perjuangan bangsa Indonesia. Secara geografis SMA Negeri 1 Lasem terletak kurang lebih 6o41’27,44” LS dan 111o27’01” BT.

Jumlah penduduk di kecamatan Lasem kurang lebih 30.500 jiwa. SMA Negeri 1 Lasem berada di daerah pantura, dan berada tengah-tengah kabupaten Rembang. Sebagian besar (lebih dari 50 %), siswa SMA Negeri 1 Lasem berasal dari Kecamatan Lasem. Sisanya berasal dai daerah sekitar Lasem, yaitu: Kecamatan Pancur, Sluke, Pamotan, Gunem, Kragan, Sarang, Sedan, Sale, Sulang. Sisanya berasal dari daerah luar kabupaten Rembang.

SMA Negeri 1 didirikan pada bulan Juli tahun 1983. Pada tanggal 9 Nopember 1983, SMA Negeri 1 Lasem resmi berdiri sesuai dengan SK Mendikbud RI Nomor :  0473/01/83. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,  Prof. Dr. Fuad Hasan pada tangal 15 Desember 1983.

Dalam bidang pendidikan, di Lasem terdapat sekolah dari SD sampai SMA. Untuk tingkat SD, semua desa di kecamatan Lasem sudah terdapat SD. Tingkat SMP, terdapat 3 SMP Negeri, 1 MTs Negeri, 2 SMP Swasta, 1 MTs Swasta, 1 SMA Negeri, 1 MA Negeri, 2 SMA/SMK Swasta dan 2 MA swasta. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Lasem berasal dari bertani, berdagang dan sopir.

Mulai tahun pelajaran 2007/2008, SMA Negeri 1 Lasem dipercaya menjadi rintisan Sekolah Kategori Mandiri bersama 440 SMA se Indonesia, dengan menggunakan sistem kelas mata pelajaran. Rencananya mulai tahun ajaran 2009/2010, SMAN 1 Lasem akan menerapkan sistem kredit semester (SKS) untuk kelas X secara keseluruhan.

Mulai bulan Agustus 2009 lalu, pendidik SMA Negeri 1 Lasem sudah mengikuti pendidikan S-2 di Program Pasca Sarjana UNNES, Kepala Sekolah beserta 5 guru mapel Matematika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris di Manajemen Pendidikan UNNES, 1 guru mapel Fisika ke Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika PPS UNNES. Sebelumnya guru Sejarah, sudah mengikuti program Pasca Sarjana Program Sejarah di UNDIP.

Sampai tahun 2009, guru yang sudah mengikuti Sertifikasi sebanyak 12 guru. Guru-guru SMAN 1 Lasem angkatan senior sudah banyak berkecimpung di luar SMA. Bapak Drs. H. Noor Effendi (Fisika) menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga (sebelumya di Dinas Pendidikan Kab. Rembang), Drs. Dandung Sucahyo menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Drs. Indarto dan Tamsi Heribudi, S.Pd menjadi Pengawas SM Disdik Rembang, Drs. A. Muallif menjadi Sekwan Rembang, Drs. Akhsanudin menjadi Camat Sarang (sebelumnya Sekretaris BKD Rembang), Drs. Setyo Purwoko menjadi Kepala Sekolah SMAN 1 Rembang, Drs. Suraji menjadi Kepala SMAN 1 Sale (sebelumnya Kepala SMAN 1 Sulang), M. Djurpi, S.Pd Kepala Sekolah SMAN 1 Sulang (sebelumnya Kepala SMAN 1 Sumber).

 

Sumber : http://www.smanela.sch.id